A.
AKUNTANSI
DALAM ISLAM
“Akuntansi
adalah seni dalam menganalisa, mencatat, menggolongkan / mengklasifikasikan, mengikhtisarkan,
menafsirkan dan mengkomunikasikan dengan cara tertentu dan dalam ukuran
moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian ekonomi dari suatu entitas hukum
sosial.”
Sedang
menurut literatur Islam akuntansi (muhasabah) didefinisikan “suatu
aktifitas yang teratur berkaitan dengan pencatatan transaksi-transaksi,
tindakan-tindakan, keputusan-keputusan yang sesuai dengan syariat, dan
jumlah-jumlahnya, di dalam catatan-catatan yang representatif, serta berkaitan
dengan pengukuran hasil-hasil keuangan yang berimplikasi pada
transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, dan keputusan-keputusan tersebut
membantu pengambilan keputusan yang tepat
Melalui definisi ini maka dapat
dibatasi bahwa karakteristik muhasabah adalah
1.
Aktivitas yang teratur.
2.
Pencatatan :
1.
Transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, dan
keputusan-keputusan yang sesuai dengan hukum.
2.
Jumlah-jumlahnya.
3.
Di dalam catatan-catatan yang representatif.
3.
Pengukuran hasil-hasil keuangan.
4.
Membantu dalam pengambilan keputusan.
Sejarah Islam
Setelah
munculnya Islam di Semenanjung Arab di bawah pimpinan Rasulullah saw, serta
terbentuknya Daulah Islamiah di Madinah, mulailah perhatian Rasulullah untuk
membersihkan muamalah maaliah (keuangan) dari unsur-unsur riba dan dari segala
bentuk penipuan, pembodohan, perjudian, pemerasan, monopoli dan segala bentuk
usaha untuk mengambil harta orang lain secara batil. Rasulullah lebih
menekankan pada pencatatan keuangan. Rasulullah mendidik secara khusus beberapa
orang sahabat untuk menangani profesi ini dan mereka diberi sebutan khusus,
yaitu hafazhatul amwal (pengawas keuangan).
Diturunkannya
surah Al Baqarah ayat 282, yang menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan (kitabah),
dasar-dasarnya, dan manfaat-manfaatnya, seperti diterangkan oleh kaidah-kaidah
hukum yang harus dipedomani dalam hal ini.
Dalam
Islam selalu ditekankan jangan melakukan kecurangan dan menimbulkan kerugian
kepada pihak lain. Ketentuan ini harus ditegakkan dengan cara apapun. Harus ada
system yang dapat menjaga agar semua hak-hak stakeholders termasuk hak sosial,
dan lingkungan dan pemerintah dijaga jangan sampai ada yang dirugikan dalam hal
jual beli mudharabah, atau musyarakah. Tekanan Islam dalam kewajiban melakukan
pencatatan sebagai berikut:
1. Menjadi
bukti dilakukannya transaksi (muamalah) yang menjadi dasar nantinya dalam
menyelesaikan persoalan selanjutnya.
2. Menjaga
agar tidak terjadi manipulasi atau penipuan baik dalam transaksi maupun hasil
dari transaksi itu (laba).
B.
AKUNTANSI
ISLAM
1. Islam
dan Persepsi Masyarakat
Pengertian agama islam menurut pendapat Syed
Muhammad Naquib Al-Attas (1989) tentang islam sebagai berikut:
Agama
dalam islam sama dengan istilah “din” yang berarti bukan saja semata suatu
konsep, tetapi sesuatu yang harus dijabarkan dalam realitas kehidupan secara
mendalam dan kental dalam pengalaman hidup manusia.
2. Akuntansi
Perlu diketahui bahwa akuntansi yang kita kenal
sekarang ini diklaim berkembang dari peradaban barat (sejak Luca Pacioli). Pada
tahun 1494, seorang Itali bernama Luca Pacioli menerbitkan buku dengan judul Summa
de Arithmetica Geometria, Proportioni et Proportionalita. Buku tersebut
membahas lima bagian yang banyak
membahas tentang ilmu Matematika. Salah satu bab membahas tentang pembukuan yg
dilakukan di Venice lebih dari 200 thn sebelumnya Dan masih digunakan pada masa
itu. Pada masa itu metode ini dikenal dengan metode Venice. Melalui buku
tersebut Pacioli dianggap sebagai orang pertama yang menggagas tata buku
berpasangan (double entry Bookkeping). Sebuah sistem baru yang dianggap
sebagai revolusi dalam seni pencatatan dalam bidang ekonomi dan Bisnis. Pacioli
kemudian disebut “Bapak Akuntansi”.
3. Konsep Akuntansi Islam
akuntansi sebenarnya merupakan domain muamalah dalam kajian islam. Artinya
diserahkan pada kemampuan akali pikiran manusia untuk mengembangkan nya.Namun ,
karena pentingnya permasalahan ini maka Allah SWT.bahkan , memberikan tempat
dalam kitab suci Al-Quran surat al-baqarah ayat 282. Karena akuntansi ini
sifatnya urusan muamalah maka pengembangannya diserahkan pada kebijaksanaan
manusia.Al-Quran dan sunnah hanya membekalinya dengan beberapa system nilai
seperti landasab
etika,moral,keberan,keadialan, kejujuran terpercaya,bertanggung jawab dan
sebagainya.
Dalam
Al-Quran surat Al-Baqoroh : 282 kita melihat bahwa tekanan islam kewajban
melakukan pencatatan adalah :
1. Menajdi
bukti dilakukannya transaksi muamalah yang menjadi dasar nantinya dalam
menyelesaikan persoalan selanjutnya.
2. Menjaga
agar tidak terjadi manipulasi atau penipuan baik dalam transaksi maupun hasil
dari transaksi tersebut.
4. Pengakuan
Barat terhadap Peran AKuntansi Islam
Dalam bab ini terdapat dua kata “akuntansi” dan
“islam”. Yang dimaksud dengan akuntansi dalam tulisan ini adalah comprehensive
accounting yang hakikatnya adalah system infformasi, penentuan laba, pencatatan
transaksi yang sekaligus pertanggungjawaban (accountability). Sementara itu
islam dihubungkan dengan sifat-sifat keadilan, kejujuran, dan kesejahteraan
yang dibawahnya sesuia dengan ketentuan Illah. Antara akuntansi dan islam
terdapat hubungan dan kaitan yang erat yang mempunyai tujuan dan arah yang
saling mendukung atau komplementer.
Akuntansi
kapitalis adlah alat ideology kapitalis untuk mencapai tujuannya khususnya
mencapai kesejahteraan material yang diinginkannya. Akuntansi kapitalis lahir
dari masyarakat kapitalis dengan system ekonomi kapitalis dan ideology sekuler
nasional yang dianutnya.
Prinsip – Prinsip Akuntansi Islam
1.
Prinsip Legitimasi Muamalat yaitu
sasaran–sasaran, transaksi-transaksi, tindakan-tindakan dan
keputusan-keputusan itu sah menurut syariat.
2.
Prinsip Entitas Spiritual adalah
adanya pemisahan kegiatan investasi dari pribadi yang melakukan pendanaan
terhadap kegiatan investasi tersebut.
3.
Prinsip Kontinuitas yaitu prinsip yang keberadaanya
dapat memberikan pandangan bahwa perusahaan itu akan terus menjalankan
kegiatannya sampai waktu yang tidak diketahui, dan dilikuidasinya merupakan
masalah pengecualian, kecuali jika terdapat indikasi yang mengarah kepada
kebalikannya. Dari prinsip ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
4.
Umur perusahaan tidak tergantung pada umur pemiliknya.
5.
Mendorong manusia agar salalu beramal dan bekerja
keras, padahal ia mengetahui bahwa dia akan tiada suatu saat nanti.
6.
Prinsip kontinuitas (going concern) merupakan
kaidah umum dalam investasi.
7.
Prinsip ini menjadi dasar dalam pengambilan keputusan
agar perusahan terus beroperasi.
C.
BEBERAPA
PEMIKIRAN TEORI dan KONSEP AKUNTANSI ISLAM
Gambling
dan Karim (Harahap, 1992) menarik hipotesis karena Islam memilki syariah yang
dipatuhi semua umatnya, wajarlah bahwa masyarakatnya memilki lembaga keuangan
dari akuntansinya yang diserahkan melalui pembuktian sendiri sesuai landasan
agama. konsep, system, dan teknik akuntansi yang membantu suatu lembaga atau
organisasi untuk menjaga agar tujuan fungsi dan operasionalnya berjalan sesuai
dengan ketentuan syariah, dapat menjaga hak hal stakeholders yang ada di
dalamnya, dan mendorong menjadi lembaga yang dapat encapai kesejahteraan hakiki
dunia akhirat.
Menurut
Muhammad Akram Khan sifat akuntansi Islam adalah :
1. Penentuan
laba rugi yang tepat
Walaupun penentuan laba rugi
bersifat subyektif dan bergantung nilai, kehati-hatian harus dilaksanakan agar
tercapai hasil yang bijaksana (sesuai syariah) dan konsisten, sehingga dapat
menjamin bahwa kepentingan semua pihak pemakai laporan dilindungi
2.
Mempromosikan dan menilai efisiensi kepemimpinan
Sistem akuntansi harus mampu
memberikan standar berdasarkan hukum sejarah untuk menjamin bahwa manajemen
mengikuti kebijaksanaan-kebijaksanaan yang baik yang mempromosikan amal baik,
serta dapat menilai efisiensi manajemen.
3.
Ketaatan pada hukum syariah
Setiap aktifitas yang dilakukan oleh
unit ekonomi harus dikenali halal haramnya. Faktor ekonomi tidak harus menjadi
alasan tunggal untuk menentukan berlanjut tidaknya suatu organisasi, tetapi
harus tetap tunduk terhadap syariat Islam.
4.
Keterikatan pada keadilan
Karena
tujuan utama dalam syariah adalah penerapan keadilan dalam masyarakat
seluruhnya, informasi akuntan harus mampu melaporkan setiap kegiatan atau
keputusan yang dibuat untuk menambah ketidakadilan di masyarakat.
5.
Melaporkan dengan baik
Informasi
akuntansi harus berada dalam posisi yang terbaik untuk melaporkan.
D.
Inti
dari Konsep Akuntansi Islam
Sifat-sifat
spesifik akuntansi Islam:
1. Kaidah-kaidah
dasar akuntansi Islam bersumber dari Al-Quran, Sunnah Nabawiyyah serta fiqih
para ulama. Oleh karena itu kaidah ini mempunyai keistimewaan yaitu permanen
dan objektif. Tidak akan berubah, karena dasar kaidah berasal dari Allah dan
sesuai untuk segala waktu dan kondisi
2. Akuntansi
Islam dilandasi akidah yang kuat, iman serta pengakuan bahwa Allah itu adalah
Tuhan, Islam adalah agama, Muhammad adalah nabi dan rasul, dan juga percaya
pada Hari Akhir.
3. Akuntansi
Islam berlandaskan pada akhlak yang baik.
4. Dalam
Islam, seorang akuntan dianggap bertanggungjawab di depan masyarakat dan umat
Islam tentang seberapa jauh kesatuan ekonomi dipengaruhi hukum-hukum syariat
Islam
5. Berdasarkan
keistimewaan-keistimewaan yang bersifat akidah dan akhlak, akuntansi dalam
Islam juga berkaitan dengan proses keuangan yang sah
6. Akuntansi
dalam Islam sangat memperhatikan aspek-aspek tingkah laku sebagai unsur yang
juga berperan dalam kesatuan ekonomi
E.
Perbedaan
Akuntansi Islam dan Akuntansi Konvensional
1. Perbedaan
dari Segi Pengertiannya
Akuntansi Islam lebih mengarah pada pembukuan,
pendataan, kerja dan usaha, kemudian juga perhitungan dan perdebatan (tanya
jawab) berdasarkan syarat-syarat yang telah disepakati, dan selanjutnya
penentuan imbalan atau balasan yang meliputi semua tindaktanduk dan pekerjaan,
abaik yang berkaitan dengan keduniaan maupun yang berkaitan dengan keakhiratan.
Akuntansi konvensional ialah
seputar pengumpulan dan pembukuan, penelitian tentang keterangan-keterangan
dari berbagai macam aktivitas
2. Perbedaan
dari Segi Tujuannya
Akuntansi Islam bertujuan
menjaga harta yang merupakan hujjah atau bukti ketika terjadi perselisihan,
membantu mengarahkan kebijaksanaan, merinci hasil-hasil usaha untuk perhitungan
zakat, penetuan hak-hak mitra bisnis dan juga membantu menetapkan imbalan dan
hukuman serta penilaian evaluasi kerja dan motivasi
Akuntansi konvensional
menjelaskan utang piutang, untung rugi, sentral moneter dan membantu dalam
mengambil ketetapan-ketetapan manajemen
3. Perbedaan
dari Segi Karakteristik
Akuntansi Islam berdasarkan
pada nilai-nilai akidah dan akhlak. Maka sudah menjadi tugas seorang akuntan
untuk memberikan data-data dalam membantu orang-orang yang bersangkutan tentang
sejauh mana hubungan kesatuan ekonomi dengan kaidah-kaidah dan hukum-hukum
syariat Islam dalam bidang muamalah.
Seorang akuntan muslim selalu sadar bahwa ia harus
bertanggungjawab di hadapan Allah tentang pekerjaannya, dan ia tidak boleh
menuruti keinginan pemilik modal (pemilik proyek) kalau ada langkah-langkah
penyelewengan dari hukum Allah serta memutarbalikan fakta (data yang akurat)
Akuntansi konvensional
didasarkan pada ordonansi atau peraturan-peraturan dan teori-teori yang dibuat
oleh manusia yang memiliki sifat khilaf, lupa, keterbatasan ilmu dan wawasan.
Maka konsep itu labil dan tidak permanen
konsep, system, dan teknik akuntansi yang membantu
suatu lembaga atau organisasi untuk menjaga agar tujuan fungsi dan
operasionalnya berjalan sesuai dengan ketentuan syariah, dapat menjaga hak hal
stakeholders yang ada di dalamnya, dan mendorong menjadi lembaga yang dapat encapai
kesejahteraan hakiki dunia akhirat.
Muhamad
Akram
xa.yimg.com/kq/groups/24927445/.../Sejarah+Akuntansi+Islam.doc