Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, yang sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.
Pengangguran umumnya disebabkan karena tidak seimbangnya jumlah angkatan kerja dengan lapangan kerja yang tersedia yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah ekonomi karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga menimbulkan kemiskinan dan masalah sosial lainnya.
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
2.2 JENIS-JENIS PENGANGGURAN
Jenis-jenis pengangguran dapat dikelompokan menjadi tiga, antara lain :
Pengangguran menurut jam kerja :
Pengangguran terbuka
Tenaga kerja yang betul-betul tidak mempunyai pekerjaan.
Setengah pengangguran
Tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu atau kurang dari 7 jam sehari.
Pengangguran terpaksa
Pengangguran sukarela
Pengangguran menurut faktor penyebab :
Pengangguran friksional
Pengangguran ini timbul karena perpindahan orang-orang dari satu daerah ke daerah lain, dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain dan karena tahapan siklus hidup yang berbeda.
Pengangguran siklikal
Pengangguran ini terjadi karena adanya gelombang konjungtur, yaitu adanya resesi atau kemunduran dalam kegiatan ekonomi.
Pengangguran struktural
Pengangguran ini terjadi karena adanya perubahan dalam struktur perekonomian yang menyebabkan kelemahan di bidang keahlian lain.
Pengangguran teknologi
Pengangguran ini terjadi karena adanya penggunaan alat–alat teknologi yang semakin modern.
Pengangguran menurut ciri-cirnya :
Pengangguran terbuka
Pengangguran terselubung
yaitu pengangguran yang terjadi karena terlalu banyak tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan. Pengangguran terselubung bisa juga terjadi karena seseorang yang bekerja tidak sesuai dengan bakat dan kemampuannya, akhirnya bekerja tidak optimal.
Pengangguran musiman
Pengangguran musiman terjadi karena adanya perubahan musim.
Setengah menganggur
2.3. HAL – HAL YANG MENYEBABKAN PENGANGGURAN
Pengangguran yang terjadi di beberapa Negara khusunya Indonesia ini tidak terlepas dari masalah yang menyebakannya.. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya pengangguran :
Penduduk yang relatif banyak
Pendidikan dan keterampilan yang rendah
Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja
Teknologi yang semakin modern
Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan penghematan-penghematan.
Penerapan rasionalisasi
Adanya lapangan kerja yang dengan dipengaruhi musim
Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan suatu negara
2.4 CARA PENANGGULANGAN MASALAH PENGANGGURAN
Keadaan pengangguran dan tenaga kerja yang tidak memiliki pekerjaan tetap guna memenuhi kebutuhan hidupnya, kurang mendapat perhatian dari pemerintah dan pemerintah kurang sigap dalam menanggapi masalah ketenagakerjaan saat ini. Ada beberapa cara atau solusi untuk mengurangi serta mengatasi pengangguran, diantaranya :
Memperbaiki pasar tenaga kerja
Menyediakan program pelatihan
Menciptakan program padat karya
Mengembangkan tenaga kerja secara menyeluruh dan terpadu
Meningkatkan kualitas dan kuantitas
insentif pajak kepada perusahaan yang ada yang melakukan aktivitas berinovasi
Diversivikasi Negara tujuan ekspor
Solusi untuk menanggulangi dan mengantisipasi pengangguran tak lain harus memberikan stimulus bagi dunia usaha, sehingga dapat menyerap tenaga kerja dan mencegah PHK (Pemutusan Tenaga Kerja). Bisa juga dengan memberikan insentif ”bebas pajak” kepada perusahaan baru atau perusahaan pemula. Mengapa? Perusahaan baru/pemula pada umumnya akan menyediakan kesempatan kerja baru dan tentunya meringankan tingkat perkembangan para pencari kerja
3.1. ANALISIS PENGANGGURAN AKIBAT KRISIS GLOBAL
Peningkatan investasi dan tingkat konsumsi yang produktif harus maju beriringan sehingga produksi dapat meningkat. Kebijakan-kebijakan pemerintah juga harus mendukung baik kebijakan dalam maupun luar negeri.
Beberapa kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia perlu diacungi jempol. Penurunan BI-Rate bertahap hingga mencapai angka 8.75 % adalah keputusan strategis yang tepat, karena akan menjadi stimulus bagi pasar untuk meningkatkan tingkat konsumsi dan mendorong iklim usaha yang kondusif. penurunan harga BBM juga membantu perusahaan mengurangi cost of production-nya sehingga keuntungan yang diperoleh dapat untuk menjaga kelangsungan kerja karyawannya.
3.2 RASIO TINGKAT PENGANGGURAN PER TAHUN
Tahun 2009 menjadi tahun kerja keras bagi seluruh anak negeri. Kita semua tidak ingin negeri ini larut dalam krisis keuangan global. Kita tidak ingin jumlah pengangguran meningkat. Karena jika pertumbuhan ekonomi hanya 4,5-5 persen, maka jumlah lapangan kerja yang terbuka hanya 600 ribu, padahal setiap tahun jumlah angkatan kerja bertambah 2,5 juta. Dengan angka itu, maka tahun 2009 ini jumlah pengangguran diprediksi akan membengkak 1,5 juta. Apalagi ditengarai gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) masih akan terjadi.
Angka pengangguran terbuka pada tahun 2007 diperkirakan mencapai 12,6 juta jiwa, Demikian diperkirakan jumlah kemiskinan mencapai 45.7 juta jiwa. Mentri tenaga kerja dan transmigarasi Erman suparno memperkirakan akan terjadi penurunan pengangguran 1,5 juta jiwa pada tahun 2008 melalui sejumlah program pemerintah seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang dananya dinaikan dari Rp 52 triliun menjadi Rp 60-62 triliun.
Berdasarkan proyeksi Institut for Development Economics and Finance (indef), tingkat pengangguran dan kemiskinan tahun 2009 akan mencapai 9,5% dan 16,3%.
Tahun 2008 jumlah penduduk miskin di Indonesia masih cukup banyak, yakni 34,96 juta jiwa (15,4%), sementara itu jumlah pengangguran pada tahun 2008 sebanyak 9,43 jiwa (8,46%). Organisasi Buruh Internasional (ILO) memprediksikan, 20 juta orang akan menjadi pengangguran sampai akhir tahun 2009 sebagai dampak dari krisis keuangan yang memicu krisis perekonomian global.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2009 mencapai 9,26 juta atau 8,14 persen dari total angkatan kerja. Mengalami penurunan apabila dibandingkan pengangguran Agustus 2008 sebesar 8,39 persen, dan pengangguran Februari 2008 sebesar 8,46 persen.
3.3 TINGKAT PENGANGGURAN DILIHAT DARI LULUSAN PENDIDIKAN
Jumlah pengangguran dilihat dari segi pendidikan didominasi oleh mereka yang tidak bersekolah atau tidak tamat SD, lulusan SD, dan SMP yang mencapai sekitar 50 persen.
Sebab, jumlah pengangguran lulusan SMP ke bawah mencapai 4,92 juta orang, lulusan SMA sebanyak 3,3 juta orang atau sebesar 40 persen, sedangkan sisanya lulusan diploma dan sarjana sekitar 10 persen dengan jumlah 1,14 juta orang.
Namun, jumlah pengangguran di kota ternyata lebih tinggi dari desa dengan perbandingan 5,62 juta orang dan 4,39 juta orang.
Selain itu, jumlah pengangguran di kota justru didominasi oleh lulusan SMA sebesar 35,74 persen, disusul lulusan SLTP sebesar 23,01 persen, dan terakhir lulusan universitas sebanyak 6,68 persen.
3.4 DAMPAK PENGANGGURAN TERHADAP KEGIATAN PEREKONOMIAN
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan terus meningkat.Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah di cita-citakan. Hal ini terjadi karena pengangguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti di uraikan berikut :
Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dapat dicapainya.hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapat nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat lebih rendah dari pada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu ,kemakmuran yamg di capai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun.dana untuk kegiatan pembagunan ekonomi akan menurun.
Pengangguran tidak meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Keberadaan pengangguran menyebabkan daya beli masyarakat berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi pun berkurang. keadaan demikian ,tidak merangsang kalangan investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri yang baru.