Sabtu, 08 Januari 2011

Hidup bagaikan gema

Seorang anak mengisi waktu luang dengan kegiatan mendaki gunung bersama ayahnya. Entah mengapa, tiba-tiba si anak tersandung akar pohon dan jatuh.

"Aduh!" jeritannya memecah keheningan suasana pegunungan. Si anak amat terkejut ketika mendengar suara dari kejauhan menirukan teriakannya persis sama, "Aduh!"

Dasar anak-anak, ia berteriak lagi, "Hei, siapa kau?" Jawaban yang terdengar, "Hei siapa kau?" Lantaran kesal suaranya selalu ditirukan, si anak berseru, "Pengecut kamu!" Lagi-lagi ia terkejut ketika mendengar teriakannya ditirukan dengan umpatan serupa.

Ia bertanya kepada sang ayah, "Apa yang terjadi, ayah?" Dengan penuh kearifan sang ayah tersenyum, "Anakku coba perhatikan." Lelaki itu berkata keras, "Saya kagum padamu." Suara dari kejauhan menjawab hal yang serupa, sekali sang ayah berteriak, "Kamu sang juara!" suara itu menjawab hal yang serupa.

Sang anak sangat keheranan, meski demikian ia tetap belum menegrti. Lalu sang ayah menjelaskan. "Suara itu adalah gema, tapi sesungguhnya itu adalah kehidupan." Kehidupan memberi umpan balik atas semua ucapan dan tindakanmu. Dengan kata lain, kita adalah sebuah pantulan atau bayangan atas tindakan kita. Bila kamu ingin mendapatkan lebih banyak cintadi dunia ini, ya ciptakan cinta didalam hatimu.

Bila kaumu ingin tim kerjamu punya kemampuan yang tinggi, ya tingkatkan kemampuan itu. Hidup akan memberikan kembali sesuatu yang telah kau berikan padanya.

Ingat, hidup itu bukan sebuah kebetulan, tap itulah bayangan dirimu.

-30 hari mencari jati diri, Aris ahmad jaya-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar