Perbincangan antara Jono
dan Lono tentang Etiket / Etika yang berlaku di Indonesia
ETIKET / ETIKA YANG BERLAKU DI INDONESIA
Jono : Etiket dan etika? Apa ya perbedaannya ?
Lono : hey, Jon…sedang apa kamu melamun disitu
kaya orang lagi mikirin hutang? (sambil meledek Jono)
Jono
: Gag Lon…aku lagi bingung nih ada
tugas etika profesi akuntansi tentang “Etika/etiket yang berlaku di Indonesia”,
bantu jelaskan ya Lon, memangnya etika dan etiket itu beda ya?
Lono : Ya
ampun Jono sampe bingung mikirin gitu aja. Search donk di internet….hari gini
gag ada internet, Ndeso !. hahahahah……
Jono
: ahh kamu malah ngeledek Jon..
Lono
: Yasudah yuk kita bahas bareng apa
yang dimaksud etika dan etiket.
“Memang,
orang-orang sering menyalah artikan dan mencampur adukan antara etika dan
etiket. Padahal kedua istilah itu berbeda artinya secara mendasar walaupun ada
juga persamaanya. Kata Etika berarti moral, sedangkan
kata Etiket berarti sopan santun tata krama. Persamaan antara kedua istilah
tersebut adalah keduanya mengenai perilaku manusia. Baik Etika maupun Etiket
mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya memberi norma perilaku
manusia bagaimana seharusnya berbuat atau tidak berbuat.”, gitu Jon…
Jono :
Ohh jadi jelas beda-beda tipis lah antara etika dan etiket. Lalu etika / etiket
yang berlaku di Indonesia saat ini seperti apa Lon?
Lono :
Yaahh seperti yang kita tahu Indonesia terbagi dalam berbagai budaya, suku dan
adat istiadat. Tetapi hal itu bisa disatukan. Aku kasih contoh ya Jon bagaimana
etika/etiket yang berlaku di Inonesia saat ini.
“Aku
pernah baca di salah satu situs yang menjelaskan bahwa menurut K. Bertens dalam
bukunya yang berjudul “Etika” (2000) memberikan 4 (empat) macam perbedaan
etiket dengan etika, yaitu :
1.
Etiket menyangkut cara
(tata acara) suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Misal : Ketika saya
menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus menyerahkannya dengan
menggunakan tangan kanan. Jika saya menyerahkannya dengan tangan kiri, maka
saya dianggap melanggar etiket.
Etika menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan
sekaligus memberi norma dari perbuatan itu sendiri. Misal : Dilarang mengambil
barang milik orang lain tanpa izin karena mengambil barang milik orang lain
tanpa izin sama artinya dengan mencuri. “Jangan mencuri” merupakan suatu norma
etika. Di sini tidak dipersoalkan apakah pencuri tersebut mencuri dengan tangan
kanan atau tangan kiri.
2.
Etiket hanya berlaku
dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain di sekitar kita).
Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata, maka
etiket tidak berlaku. Misal : Saya sedang makan bersama bersama teman sambil
meletakkan kaki saya di atas meja makan, maka saya dianggap melanggat etiket.
Tetapi kalau saya sedang makan sendirian (tidak ada orang lain), maka saya
tidak melanggar etiket jika saya makan dengan cara demikian.
Etika selalu berlaku, baik kita sedang sendiri atau
bersama orang lain. Misal: Larangan mencuri selalu berlaku, baik sedang sendiri
atau ada orang lain. Atau barang yang dipinjam selalu harus dikembalikan
meskipun si empunya barang sudah lupa.
3.
Etiket bersifat relatif.
Yang dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam
kebudayaan lain. Misal : makan dengan tangan atau bersendawa waktu makan.
Etika bersifat absolut. “Jangan mencuri”, “Jangan
membunuh” merupakan prinsip-prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar.
4.
Etiket memandang manusia
dari segi lahiriah saja. Orang yang berpegang pada etiket bisa juga bersifat
munafik. Misal : Bisa saja orang tampi sebagai “manusia berbulu ayam”, dari
luar sangan sopan dan halus, tapi di dalam penuh kebusukan.
Jono :
Ohhh…..kalau begitu aku mengerti Lon. Tapi di Indonesia saat ini masih ada yang
korupsi, acuh tak acuh terhadap orang lain, demonstrasi, aksis anarkis yang diakukan
masyarakat bahkan mahasiswa yang seharusnya bisa menjadi contoh dan sebagai
penerus negeri ini. Berarti bangsa Indonesia saat ini belum memilki etika yang
baik ya Lon?
Lono :
Benar sekali Jon, itu semua adalah bentuk pelanggaran etika. Makanya tidak
heran kalo negeri ini masih amburadul berantakan karena pemimpin dan sebagian
masyarakatnya tidak mengedepankan etika.
Jono :
Sangat disayangkan ya Lon…Lalu bagaimana ya agar bangsa ini dapat memiliki
etika dan etiket yang baik?
Lono :
Kalau itu mah harus dari kesadaran dari dalam diri masing-masing, dan yang
terkuat adalah jika bangsa ini seluruhnya memilki iman yang bagus, maka gag akan
ada peristiwa dan kejadian-kejadian yang merusak etika dan etiket bangsa.
Jono :
iya juga sih Lon..jadi aku dapat menyimpulkan dari penjelasan kamu bahwa “Etika memandang manusia dari segi dalam. Orang yang
etis tidak mungkin bersifat munafik, sebab orang yang bersikap etis pasti orang
yang sungguh-sungguh baik.”
Lono : Hebat kamu jon, baru
dijelaskan sedikit udah bisa paham. Yasudah kalau sudah paham aku siap-siap
kuliah dulu yaa…
Jono : Oke deh Lon…terima
kasih ya sudah bantu aku jadi paham sekarang dan bisa mengerjakan tugas.
Lono : Sip lah…
-
SEKIAN -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar